Rura's Blog

Selamat Datang di Dunia Pelangi

Hai, Aku Rurarainbow.
aku blogger pemula, silahkan baca isi hati, cepen, puisi di blog ku ya.
ditunggu komentarnya.
bisa follow aku di twitter @Rurarainbow7
bye ;)

Sunday, August 9, 2015

HALLO, GOOD BYE ! [ CERPEN ] oleh Rura Rainbow (Rulih Rahman)

Sore itu aku duduk di halte depan kampusku. Menunggu Dika datang menjemput. Sudah beberapa teman-temanku mengajakku pulang bareng tapi ku tetap menunggu Dika.
Senja sudah mulai memudar, terganti sinar rembulan. Tapi belum juga Dika datang menjemputku. Aku mulai resah. Ku hubungi handphonenya, tapi tak diangkatnya. Mungkin dia masih sibuk dengan pekerjaannya.
Tak lama, handphone ku berdering. Ku lihat layar, ah ternyata bukan Dika. Mulai kecewa.
“Hallo... pah”
“Kania, kamu belum pulang? Tadi supirmu bilang, kamu gak  mau dijemput?” Papa menelponku khawatir.
“Iya pah, Dika mau jemput aku hari ini kita ada acara, mungkin pulangnya malem. Nanti Kania telpon papa lagi ya.”
“hmmm, gitu. Oke kamu hati-hati ya nak. Kabari papa lagi.”
“oke”
‘klik’ ku tutup telpon papa, dan menelpon Dika. Satu kali, dua kali, sampai ketujuh kalinya tak diangkat. Ku kirim sms.
‘sayang, apa kamu masih sibuk? Kamu gak lupa kan? Janji mau jemput aku. Aku masih nunggu dari sore tadi. Kalo kamu udah beres kerjanya segera hubungi aku ya. Love you’
Sudah hampir dua jam. Akhirnya Dika menghubungi.
‘iya sayang, aku ingat. Maaf baru kabari. Tadi ada atasan jadi aku ga angkat telpon kamu. Ini aku masih lembur. Sedikit lagi beres. Tunggu sebentar lagi ya sayang. Love you too’
Akhirnya, ada balasan juga. Dengan semangat aku menunggu, tak lama lagi dia datang pikirku.
Namun, setengah jam kemudian Dika menelponku.
“Hallo, Kania sayang.”
“Iya Dika.. kerjaanya udah beres sayang?” tanyaku
“Duh, justru aku menghubungimu karena gak mau kamu nunggu lebih lama lagi. Aku gak bisa jemput kamu sayang. Atasanku ngasih kerjaan lagi harus beres besok pagi. Kamu pulang aja ya sayang.”
“Yaaahh..sayang... aku udah nunggu. Tapi ya sudahlah, kamu yang semangat ya kerjanya. Kabari aku lagi ya kalau udah mau pulang.”
“Iya Kania cantikku. Bye”
“Iya Dika sayang, Love you”
“Love you too”
‘klik’
Waktu menunjukkan pukul 21.00. Akhirnya berat hati aku pun mencari taksi, pulang.
Di perjalanan dalam taksi, hanya memandang jalanan. Kecewa, tapi apalah daya dia sibuk dengan kerjanya. Sudah hampir satu bulan, tak menyempatkan waktu untuk berdua.

Sementara di tempat lain. Di sebuah kafe, jam dinding menunjukkan pukul 23.00.
“Sayang, kamu kapan mau putusin Kaniamu itu? Kita gak bisa terus-terusan sembunyi-sembunyi kaya gini.”
“Iya sayang. Tak lama lagi ya. Aku janji.”  Jawab Dika merangkul dan mengecup wanita lain. Yang tak lain sahabat terdekat Kania. Virly.
Di pojok meja lain, sepasang mata memandang tajam ke arah mereka berdua. Menangis dan menyeka air mata yang tak lain adalah Kania. Ia pun menghampiri keduanya.
“Jadi, ini tugas tambahan atasanmu ya Dika?!” tanya Kania menahan emosi.
“Kania.. ini gak seperti apa yang kamu pikirkan sayang”
“Dan satu lagi, sahabat macam apa kau ini Virly?!”
“Sayang.. bukan salah Virly, aku yang salah. Maaf, aku lebih mencintai sahabatmu. Sudah lama mau bicara ini.”
“hhhm... jadi... oh Tuhan... sandiwara macam apa ini? Oke fine. Makasih buat semua pengkhianatan ini. Akan selalu aku ingat! Good bye!”
Kania menangis dan berlalu pergi. Dika tak mengejar, dia tahu dia salah mengkhianati Kania. Begitu pula dengan Virly, dia hanya duduk terdiam, matanya berkaca-kaca menyesali apa yang terjadi.

Sebulan berlalu. Virly yang merasa tak tenang meminta Dika untuk pergi ke rumah Kania meminta maaf. Sesampainya di rumah Kania dan bertemu kedua orang tua Kania, mereka menceritakan apa yang terjadi.
“Gak mungkin, mama sama papa bohong kan?” Virly terisak menyesali apa yang didengar dari kedua orang tua Kania.
“Kita berdua kesini mau meminta maaf.” Timpal Dika dengan wajah sedih.
“Kania, sudah tiada. Dia kecelakaan. Malam itu pukul 21.30 taksi yang dia tumpangi tertabrak mobil lain. Kania sempat dilarikan ke rumah sakit, dia memanggil-manggil namamu Dika. Ini mama temukan di tas Kania.” Mama Kania terisak menceritakan sambil sesekali menyeka air matanya, dan memberikan sebuah buku kecil dan sebuah kado.
Virly dan Dika pun membuka kado dan catatan kecil Kania.
“Hallo my lovely... Dika sayang.. happy anniversary sayang... tepat lima tahun kita bersama, aku harap hubungan kita seperti hadiah kecil ini. Walaupun hanya sebuah jam tangan, aku Kaniamu ini mencintaimu seperti detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, tiada pernah habis, tiada pernah lelah dan tak terhentikan selalu mencintai dan bertambah cinta hanya untukmu Mahardika Pratama. Andai ada pangeran tampan dan kaya sekalipun aku tetap memilih kamu. Kamu cinta ku yang tak pernah berhenti untuk ku berdetak, mengagumi indahnya dirimu. Kamu cinta yang tak pernah ku gantikan dengan lelaki lain walau sedetik. Andai ku bisa hidup seribu tahun lagi, pandanganku akan tetap tertuju padamu meski harus menunggumu ribuan tahun lagi pun aku akan menunggumu. I love you more than you know. Your love, Kania Putri.”
Virly dan Dika menangis setelah membaca pesan terakhir Kania.

“Jadi yang datang di Kafe malam itu.....” 

2 comments:

mari budayakan komentar yang baik.
budayakan saling menghargai antar sesama. ^_^